P. Gabriel Marcel, OFMCap.
Krisis ekonomi yang sedang melanda Eropa pada umumnya dan khususnya di Italia sangat terasa dan mempengaruhi seluruh bidang kehidupan. Hari-hari sebelum perayaan natal di Roma khususnya di warnai dengan banyaknya aksi demo atau pemogokkan kerja (sciopero) yang dilakukan oleh para buruh atau pun kalangan pekerja bahkan sesekali para pelajar juga tak ketinggalan sekadar unjuk perasaan, solider, atas situasi krisis. Umumnya di Roma aksi demo cukup teroganisir, biasanya dilakukan pada hari Jumat, hampir pasti dilakukan, namun karena krisis ekonomi “kebiasaan berdemo” itu dilakukan juga di hari lainnya. Bahkan tak jarang sekolah dan universitas memilih meliburkan pelajar dan mahasiswanya untuk mencegah atau sebagai langkah antisipasi akan dampak buruknya karena ada demo besar-besaran.
Penulis sendiri tak jarang harus berjalan kaki beberapa kilometer untuk dapat menemukan tempat bus parkir agar bisa kembali dari kampus. Tak heran, banyak pembangunan yang ditunda dan terpaksa tidak bisa dilanjutkan karena kondisi keuangan yang tidak memadai. Harga barang melonjak sangat terasa, dan lapangan pekerjaan sangat langka dan arus imigrasi yang tak tertahankan berdatangan ke Eropa, khususnya Italia yang disangka banyak lapangan kerja, namun mereka menemukan bahwa tak ada lowongan atau lapangan kerja bagi mereka, maka para pengemis makin banyak saja menghiasi kota Roma.
Peristiwa Natal; Emmanuel, Allah beserta kita, Ia masuk dalam kehidupan manusia, menjadi sama dengan manusia. Ia mengenakan kemanusiaan yang rapuh, hidup, berkerja, dan bergaul dengan siapa saja, melakukan apa saja seperti manusia. Semua ini dilakukan seorang bernama Yesus dari Nazaret, anak Yusuf si tukang kayu dan Maria, gadis bersahaja. Dari keluarga sederhana itulah terpancar sinar keselamatan bagi manusia dan dunia.
Bagi kita, tema natal Tahun ini mengumandangkan damai, kedamaian adalah syarat mutlak untuk kebahagian. Bagaimana bisa bahagia bila tiada kedamaian; di hati dan pikiran (diri), di dalam keluarga, di lingkungan, di kampung, di kota dan di negara. Ketika kita rayakan natal dengan semangat kesederhanaan kita akan tak segan berbagi, membantu, tidak berpoya, hadir dalam situasi yang perlu bagi sahabat, tetangga, keluarga. Kita tak pusing dengan kekurangan yang ada namun berusaha berbuat apa yang bisa bagi kebutuhan yang semestinya dan bukan selebihnya yang merugikan. “Sang Sabda telah menjadi manusia dan Tinggal diantara kita. Kita telah melihat “bintang-Nya”, indah dikejauhan, menuntun, menunjuk arah, menerangi langkah yang membawa berkah, ganjaran keselamatan semua bagi semua. Selamat merayakan Natal bagi kita semua, Emmanuel. Selamat Tahun Baru 2014, Sang Bintang Kejora menuntun kita semua. Amin.
No comments
Post a Comment