Slider Background

Your Blog Welcome Text

Blog Persaudaraan
Tempat Berbagi: Dari Kita - Oleh Kita - Untuk Dunia
Showing posts with label Hidup Persaudaraan. Show all posts
Showing posts with label Hidup Persaudaraan. Show all posts

Wednesday, November 18, 2015

PONTIANAK - Pada hari Rabu, 18 November 2015, para saudara Kapusin Provinsi Pontianak dikejutkan oleh sebuah berita menyedihkan: Pastor Martinus Joni Minggulius OFMCap telah berpulang ke rumah Bapa. Betapa tidak, pastor kelahiran 04 Juni 1978 di Jelatok, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat, itu meninggal pada usia yang masih sangat muda, 37 tahun.

Pastor Joni masuk biara dan menerima jubah coklat Kapusin pada tanggal 03 Juli 1998. Satu tahun kemudian, tepatnya 02 Agustus 1999, beliau resmi menjadi anggota persaudaraan Ordo Kapusin Provinsi Pontianak. Pada tanggal 15 Agustus 2007, tepat pada Hari Raya Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga, beliau mengikrarkan kaul kekal untuk hidup selama-lamanya dalam persaudaraan Ordo Kapusin. Satu tahun kemudian, yakni tanggal 05 April 2008, beliau ditahbiskan menjadi seorang imam. Dengan demikian, pengabdiannya sebagai seorang imam Kapusin adalah selama 7 tahun.

Pada usia imamatnya yang baru tujuh tahun, beliau sudah melayani di dua tempat di mana Ordo Kapusin Pontianak berkarya, yakni di Paroki Pusat Damai dan Paroki Tebet. Tempat terakhir beliau berkarya adalah di Paroki St. Fransiskus Assisi, Tebet, Jakarta Selatan. Di sana beliau bertugas sebagai pastor rekan sekaligus mahasiswa pasca-sarjana di Universitas Negeri Jakarta (UNJ), fakultas Manajemen Pendidikan.

Penampilan yang sederhana dan selalu tampil ceria menjadi ciri khas dari Pastor Joni. Kehadirannya memberi kesan tersendiri, baik bagi para saudara Kapusin maupun bagi umat di paroki-paroki yang pernah dilayaninya. Pribadinya yang luwes, murah senyum dan kadang terkesan lugu seringkali menimbulkan kerinduan tersendiri bagi setiap orang yang pernah bertemu dengannya. Mungkin itulah sebabnya beliau sangat mudah bergaul dengan siapa saja, mulai dari kalangan orang tua sampai dengan anak-anak.

Sekitar pertengahan tahun 2015, Pastor Joni didiagnosis dokter mengidap penyakit lupus, salah satu penyakit berbahaya karena antibody – yang seharusnya melindungi tubuh dari virus dan bakteri luar – kini berbalik menyerang organ tubuhnya yang sehat. Hanya dalam waktu beberapa bulan saja, penyakit ini sudah menyebar dan menggerogoti organ-organ tubuhnya, termasuk jantung. Berbagai usaha telah diupayakan, baik oleh paroki maupun ordo. Pengobatan telah dilaksanakan di berbagai tempat, termasuk ke Kuching, Malaysia, namun tanpa membuahkan hasil. Tuhan ternyata mempunyai rencana lain bagi pastor muda ini. Dia menghembuskan nafasnya yang terakhir di Rumah Sakit Siloam, Kupang, Nusa Tenggara Timur, pada hari Rabu, 18 November 2015, sekitar jam 12.30 siang.

Jenazah almarhum rencananya akan diberangkatkan ke Pontianak, Kalimantan Barat, pada hari Kamis, 19 November 2015, jam 6.00 pagi, untuk disemayamkan sementara di kapel Rumah Retret Tirta Ria, Pontianak. Keesokan harinya (Jumat, 20 November 2015), jenazah akan diberangkatkan menuju ke Rumah Retret Laverna, Sanggau Kapuas, tempat persemayamannya yang terakhir. Malamnya, jam 7.00 WIB, akan diadakan Misa Arwah di Aula St. Maria, Rumah Retret Laverna, Sanggau Kapuas. Misa requiem akan dilaksanakan pada hari Sabtu, 21 November 2015, jam 8.00 pagi di tempat yang sama. Akhirnya, jenazahnya akan dikebumikan di “Taman Getsemani”, tempat pemakaman umum bagi para saudara Kapusin di Sanggau Kapuas, Kalimantan Barat.

Dalam salah satu tulisan di account Facebook-nya, tertanggal 14 April 2014, Pastor Joni menulis demikian: “Keluar dari kabutnya kehidupan dunia ini menuju ke hadapan Allah Yang Maha Kudus dan penuh belas kasih. Berkatilah orang-orang yang mengenalku dan kukenal, yang meminta maupun tidak meminta doa-doaku. Semoga mereka semua menjadi Kasih-Mu yang nyata di dunia ini. Amin.” Kata-katanya ini kini menjadi kenyataan.

Selamat jalan, saudara! Semoga pengabdianmu di dunia ini membawa hasil melimpah di kehidupan yang abadi. Doakanlah kami para saudaramu yang masih berjuang. Rest in peace. - P. Pionius Hendi, OFMCap.


0
Baca Selengkapnya >>>

Wednesday, October 28, 2015


SANGGAU KAPUAS - Pada tanggal 14 Oktober 2015 yang lalu di Postulat Kapusin Santo Leopold Mandic, Bunut-Sanggau, diadakan perayaan syukur 25 tahun Postulat. Perayaan dilangsungkan pada sore hari, diawali dengan perarakan yang diikuti oleh sejumlah besar para Saudara Kapusin Pontianak serta umat yang hadir. Jumlahnya sekitar 300-an orang. Perarakan tersebut dimulai dari gedung Postulat menuju ke patung Santo Leopold Mandic sebagai santo pelindung dari Postulat Kapusin Bunut-Sanggau. Letaknya di Persimpangan jalan postulat. Patung yang baru dibuat oleh Bapak Bujang Kirei itu adalah bantuan Rumah Retret Laverna untuk Postulat. Patung tersebut diberkati oleh Mgr. Julius Mencucini,CP, Uskup Keuskupan Sanggau.

Setelah pemberkatan patung Santo Leopold Mandic, perarakan dilanjutkan menuju Aula Santa Maria, Rumah Retret Laverna untuk merayakan Misa Syukur 25 tahun Postulat. Perayaan misa dipimpin oleh Mgr. Julius Mencucini, CP, dan didampingi oleh dua konselebran, yakni Minister Provinsial Kapusin Pontianak, P. Amandus Ambot OFMCap dan Magister Postulat Santo Leopold Mandic, P. Egidius OFMCap. Dalam Khotbahnya Mgr. Julius menekankan tentang Kerajaan Allah yang diumpamakan seperti benih yang tumbuh. Beliau mengatakan: setiap umat yang beriman harus terlebih dahulu mencari Kerajaan Allah dan hal-hal lain akan ditambahkan oleh Allah sendiri sesuai dengan Kehendak-Nya.

Setelah Perayaan Misa syukur ada beberapa kata sambutan yang disampaikan oleh Minister Provinsial Pontianak dan Magister Postulat Santo Leopold Mandic. Dalam sambutannya P. Egidius OFMCap mengucapkan banyak terima kasih kepada para Saudara Kapusin yang hadir dalam perayaan ini dan kepada seluruh umat yang yang hadir dan mendukung acara ini. Kemudian, P. Amandus Ambot OFMCap, sebagai Minister Propinsial Kapusin, menekankan bahwa para Saudara Kapusin harus dapat memberikan kesaksian hidup yang baik dan benar tentang karisma dan spiritualitas hidup Santo Fransiskus Assisi, supaya panggilan untuk menjadi seorang religius kapusin semakin berkembang.

Selanjutnya, setelah Perayaan Misa Syukur berakhir, acara dilanjutkan dengan ramah tamah dan santap malam bersama di ruang makan Laverna. Perayaan syukur pesta perak Postulat santo Leopold Mandic ini, berjalan dengan lancar hingga perayaan berakhir.

Diharapkan dengan Perayaan pesta perak ini, Postulat Kapusin Santo Leopold Mandic, Sanggau ini dapat menjadi tempat persemaian benih-benih panggilan bagi para calon kapusin sehingga kelak mereka dapat menjadi kapusin yang unggul dalam kesaksian hidup dan karya pada masa yang akan datang.

Saat ini ada sembilan calon kapusin muda yang sedang menempuh pendidikan di Postulat Santo Leopold Mandic, Bunut-Sanggau Kapuas. Mereka berasal dari berbagai daerah di Kalimantan Barat dan di Luar Kalimantan Barat. Masa pendidikan di sini berlangsung selama satu tahun. Setelah itu mereka melanjutkan di Novisiat Kapusin Padre Pio, Gunung Poteng. (Sdr Meldi Irwandi)


(Penulis adalah Postulan Kapusin Pontianak - tahun 2015)


0
Baca Selengkapnya >>>