P. Pionius Hendi, OFMCap.
Alkisah, ada seorang santo bernama Valentinus. Dia dipenjarakan karena mempertahankan cinta dan imannya kepada Kristus. Ketika akan mati sebagai martir, dia mengirimkan sepucuk kartu ucapan kepada seorang gadis yang selalu memujanya. Kartu itu berisi tulisan, “Dari Valentinusmu.”
Lepas dari benar atau tidaknya legenda ini, tanggal 14 Februari diperingati oleh seluruh dunia sebagai Hari Valentin (Valentine’s Day). Sebenarnya, hari Valentin berasal dari tiga sejarah kuno, yaitu perayaan kesuburan pada bulan Februari, peringatan St. Valentinus dalam Gereja Katolik, dan pesta burung mencari pasangannya pada bulan Februari.
Awalnya, perayaan hari Valentin bernuansa kultis (budaya). Menurut mitologi Yunani, bulan Gamelion (pertengahan Januari – pertengahan Februari) merupakan bulan yang dipersembahkan untuk memperingati pernikahan dewa Zeus dengan dewi Hera. Sementara dalam mitologi Romawi, tanggal 14 Februari merupakan hari persiapan untuk menyambut hari raya Lupercalia pada keesokan harinya. Lupercus adalah dewa kesuburan Romawi.
Pada tahun 496, Paus Gelatius I menetapkan tanggal 14 Februari sebagai hari raya St. Valentinus. Perayaan ini tidak lahir karena mitologi-mitologi di atas, melainkan sebagai perayaan kemartiran St. Valentinus. Kendati kisah kemartiran St. Valentinus hanya berupa legenda, Gereja mendedikasikan hari ini sebagai Hari Kasih Sayang. Di Irlandia, relikwi St. Valentinus diarak dalam sebuah prosesi yang meriah, dan pada hari itu dipersembahkan misa bagi para muda-mudi dan pasangan kekasih.
Dalam perkembangan selanjutnya, perayaan hari Valentin mulai diasosiasikan dengan cinta yang romantis. Pandangan ini mulai tumbuh di Inggris dan Prancis pada abad ke-14. Hal itu dilatarbelakangi oleh fenomena burung-burung yang mencari pasangannya untuk kawin pada tanggal 14 Februari. Pada zaman itu, setiap pasangan kekasih saling memberikan kartu ucapan, dan memanggil pasangannya dengan sebutan “My Valentine”.
Mulai pada abad ke-19, hari Valentin dirayakan dengan saling tukar kado atau kartu ucapan. Ciri khas kartu Valentin adalah sebuah kartu berbentuk hati dengan gambar dewa/i asmara (cupid)yang bersayap. Sekarang, tradisi bertukar kartu ini semakin diperluas, misalnya dengan memberikan hadiah berupa bunga mawar, coklat, atau pun perhiasan bagi pasangan masing-masing.
Apa makna Valentine’s Day bagi kita? Inti perayaan hari Valentin sebenarnya adalah ajang pengaktualisasian cinta yang sejati. Cinta sejati adalah cinta yang selalu siap untuk memberi, tanpa mengharapkan balasan. Komunitas atau keluarga yang saling mencintai adalah mereka yang saling memberi, bukan hanya sebagian tetapi keseluruhan hidup mereka satu sama lain. Dengan kata lain, rela menjadi “martir cinta” bagi sesama. Selamat menyambut hari Valentin !!!
No comments
Post a Comment