Slider Background

June 2016

Sunday, June 26, 2016

Awal Mula Ordo Saudara-Saudara Dina (1209-1226)

Ordo Saudara-saudara Dina lahir pada tanggal 16 April 1209, ketika Fransiskus Assisi bersama Bernardus dari Quintavalle dan Petrus Catanii tiga kali membuka buku Injil dan melaksanakan Sabda Allah yang mereka temukan itu. Fransiskus mencatatnya dalam sebuah Anggaran Dasar singkat yang disahkan secara lisan oleh Paus Innocentius III.

Fransiskus adalah pemimpin dan pendiri Ordo yang baru ini, dan ia pula yang memilih namanya: "Ordo Saudara-saudara Dina" (Ordo Fratrum Minorum). Ordo ini berkembang dengan pesatnya, di Eropa dan juga di Timur Tengah. Para saudara hidup sebagai perantau dan pewarta Injil, di bawah bimbingan satu minister dan hamba seluruh persaudaraan. Dari waktu ke waktu, mereka semua berkumpul untuk membicarakan cara hidup mereka dan menimba semangat baru. Cara hidup mereka dilukiskan dalam Anggaran Dasar yang mengikuti perkembangan hidup persaudaraan. Pada tanggal 29 Nopember 1223, Paus Honorius III mengesahkan Anggaran Dasar ini secara definitif.

Cara hidup Saudara-saudara Dina memang baru dan sangat menarik bagi banyak orang, tetapi tidak selalu mudah. Hidup merantau sambil mewartakan Injil menuntut semangat religius sejati dan hanya cocok bagi orang yang matang. Padahal, mula-mula penyaringan calon dan pendidikan saudara baru kurang diperhatikan. Sehingga ada saudara yang hidup secara tak teratur, yang berkeliaran di luar ketaatan, dan ketularan ajaran sesat (bidaah). Demikian pula persaudaraan muda ini telah tergantung dari pribadi Fransiskus sendiri.

Untuk menanggulangi kesulitan itu, Fransiskus minta bantuan Kuria Roma, khususnya Kardinal Hugolino, yang kemudian menjadi Paus Gregorius IX. Maka para calon diwajibkan menempuh tahun novisiat sebelum mengucapkan kaul. Para saudara mulai menetap di rumah biara yang dipimpin oleh seorang guardian dan mempunyai tata harian seperti lazim bagi semua biarawan. Ikatan dengan Gereja diperteguh melalui jabatan kardinal protektor, dan bahaya bidaah ditangkis dengan pen- didikan teologi yang baik.

Ketika Fransiskus meninggal dunia pada tahun 1226, Ordo Saudara-saudara Dina tersebar di hampir seluruh Eropah dan di Timur Tengah. Jumlah saudara kira-kira 5000 orang, terbagi atas 12 - 13 propinsi.

(Sumber: Sejarah Ordo Saudara-Saudara Dina Kapusin 1525-1990. Parapat: 1990).
0
Baca Selengkapnya >>>

Wednesday, June 1, 2016

Tubuh Kristus Diarak di Kota Brisbane

BRISBANE - Sekularisasi dan modernisasi tidak menyurutkan semangat umat Katolik dalam menghayati dan menghidupi imannya. Sebaliknya, hal itu justru menantang mereka untuk semakin berani menampakkan diri sebagai saksi Kristus di dalam dunia. Semangat itulah yang tampak nyata dalam kegiatan Corpus Christi Procession yang diadakan pada hari Minggu, 29 Mei 2016 di Katedral St Stephen, Brisbane (Australia).

Uskup Agung Brisbane, Mark Coleridge D.D., mengizinkan agar prosesi yang biasanya dilaksanakan di luar kota ini, pada tahun 2016 ini, bisa dilakukan di tengah-tengah keramaian kota Brisbane. Dan itulah yang memang terjadi. 

Kegiatan ini diawali dengan doa Rosario pembuka pada jam 1.30 siang. Perarakan kemudian dimulai tepat pada jam 2.00 siang, dipimpin oleh Uskup Auxilier Brisbane, Joseph Oudeman OFMCap. dengan didampingi oleh misdinar, seminaris, suster-suster dan para imam, termasuk beberapa imam dari Ritus Timur. Dalam perarakan ini, Sakramen Mahakudus ditakhtakan dalam sebuah monstran indah dan ditudungi. Sementara itu, umat yang jumlahnya lebih dari 1000 orang mengikuti dari belakang. 

Mereka berjalan selama kurang lebih dua jam melintasi jalan-jalan dan keramaian kota Brisbane di hari Minggu. Sepanjang perjalanan, kidung puji-pujian dilantunkan, doa Rosario didaraskan, dan ujud-ujud pribadi dipanjatkan. Lewat perarakan ini, umat Katolik menguduskan kota Brisbane bagi Kristus. Mereka benar-benar menerapkan apa yang pernah dikatakan oleh St Yohanes Paulus II, “Jangan takut membawa Kristus ke jalan-jalan.”

Perarakan ini turut pula dimeriahkan dengan aneka spanduk atau umbul-umbul yang berasal dari kelompok-kelompok doa di paroki-paroki, seperti Legio Maria dan aneka persekutuan doa. Hadir juga komunitas-komunitas etnis dengan aneka coraknya, seperti: Indonesia, India, Filipina, Korea, China, Meksiko, dan lain-lain. Anak-anak sekolah pun tidak mau ketinggalan. Melalui kegiatan ini, inti iman Katolik diwartakan secara terang-terangan bagi dunia, yakni bahwa Kristus sungguh hadir nyata dalam Ekaristi. - P. Pionius Hendi, OFMCap.


Suasana Seputar Kegiatan Corpus Christi Procession


0
Baca Selengkapnya >>>