Slider Background

June 2015

Monday, June 29, 2015

Berkenalan dengan Ordo Kapusin Pontianak

P. Egidius Egiono OFMCap.

Sejarah Ordo Kapusin Propinsi Pontianak tidak dapat dilukiskan tanpa kaitannya dengan pendirian Keuskupan Agung Pontianak. Para Biarawan Kapusin adalah pionir dalam pendirian paroki-paroki dan Keuskupan Agung Pontianak. Misi Kapusin di Kalimantan dimulai pada tanggal 30 November 1905, tepatnya di Singkawang, Kalimantan Barat. Misi ini dirintis oleh empat orang Kapusin dari Belanda, yaitu: Pater Pasificus Boos, Pater Eugenius, Bruder Wilhelmus, dan Bruder Theodovicus. Misi ini sebenarnya melanjutkan misi yang telah dimulai oleh Ordo Jesuit yang melayani Indonesia pada waktu itu.
Singkawang adalah stasi pertama. Umat Katolik di Singkawang pada waktu itu sekitar 300-an orang Tionghoa. Pada Tahun 1906 Para Kapusin berangkat ke Sejiram dan mendirikan sebuah paroki. Pada tahun 1908 mereka mendirikan sebuah Paroki di Lanjak. Kemudian, datang dua orang misionaris baru Kapusin di Kalimantan Barat. Pada tahun 1907, kedua-duanya ditempatkan di Laham Kalimantan Timur. Pada tahun yang sama yakni tahun 1907 didirikan Paroki Pemangkat, Paroki Pontianak tahun 1909, Paroki Sambas tahun 1914, Paroki Nyarumkop pada tahun 1916, dan Paroki Sanggau tahun 1925. Pada permulaan karya misi di Kalimantan Barat tidaklah begitu mudah. Oleh karena itu, para misionaris mendirikan lembaga-lembaga pendidikan untuk menarik kaum muda. Lembaga-lembaga pendidikan itu antara lain: Sekolah Pertukangan di Singkawang tahun 1913, Pusat Pendidikan di Nyarungkop pada tahun 1913, dan Sekolah Pertukangan di Pontianak pada tahun 1928. Sekolah-sekolah ini pada akhirnya menghasilkan tokoh- tokoh Gereja di Kalimantan Barat.

Pulau Kalimantan adalah daerah misi yang terbesar, sebab itu pada tahun 1925, Wilayah Sintang diserahkan ke Serikat Maria Montfortan (SMM). Pada tahun 1926 misi Kapusin di Kalimantan Timur diserahkan kepada Kongregasi MSF dan sesudah penjajahan Jepang, karya misi di Ketapang diserahkan kepada Kongregasi Passionis. Pada waktu itu, Mgr. Pacificus Boos OFMCap adalah Prefect Apostolic yang kemudian menjadi Vicaris Apostilic pertama. Ketika dia sakit, dia digantikan oleh Mgr. Tarcicius Van Valenberg OFMCap.

Pada Tahun 1942-1945, semua misionaris di Kalimantan Barat dipenjara di Kuching- Sarawak, Malaysia oleh penjajah Jepang. Setelah selesai masa penjajahan, pada tahun 1957, Mgr. Herkulanus Van den Berg OFMCap menggantikan Mgr. Tarcicius OFMCap. Pada tahun yang sama, tiba di Kalimantan Barat tiga orang Misionaris Kapusin dari Swiss, yakni: Pater Franz Xaver Brantschen OFMCap, Pater Ewald Beck OFMCap, Pater Rene Roscy OFMCap. Sementara itu para kapusin dari Propinsi Belanda melaksanakan karya misi mereka di Tanzania. Ini disebabkan karena para misionaris dari Belanda tidak lagi diijinkan masuk di Indonesia oleh Pemerintah Indonesia.

Pada tahun 1934, Fr. Pacifikus Bong OFMCap, Kapusin Indonesia pertama ditahbiskan sebagai seorang imam. Tahun 1966 menyusul Fr. Matheus Sanding OFMCap menerima tahbisan imamat dan tahun 1967 Fr. Hieronymus Bumbun OFMCap juga ditahbiskan menjadi imam. Sepuluh tahun kemudian, pada tahun 1977 Pater Hieronymus Bumbun OFMCap ditahbiskan menjadi seorang uskup dari Keuskupan Agung Pontianak, Kalimantan Barat.

Karena jumlah para Kapusin di Indonesia semakin bertambah, pada tanggal 31 Januari 1976 Propinsi Kapusin Indonesia didirikan. Propinsi Kapusin Indonesia terdiri dari tiga Regio, yakni: Regio Kapusin Medan, Regio Kapusin Pontianak dan Regio Kapusin Sibolga. Propinsial pertama Kapusin Indonesia adalah Pater Gonsalvus Snijders OFMCap; Propinsial kedua adalah Pater Barnabas Winkler OFMCap, sementara Superior pertama Kapusin Regio Pontianak adalah Pater Amantius Pidjenburg OFMCap.

Selain itu, karena jumlah Kapusin Indonesia semakin bertambah significan dan karena alasan geografis, pada tanggal 2 Februari 1994, Propinsi Kapusin Indonesia dibagi menjadi tiga Propinsi, yakni: Propinsi Kapusin Medan, Propinsi Kapusin Pontianak dan propinsi Kapusin Sibolga. Sampai saat ini ketiga propinsi Kapusin telah bekerjasama, terutama dalam bidang pendidikan para calon kapusin di Pematangsiantar, Sumatra Utara. Sekarang ini Kapusin di Propinsi Pontianak berjumlah 139 orang termasuk postulan dan novis (s/d Maret 2015). Para saudara kapusin berkarya di di Keuskupan Agung Pontianak, Keuskupan Sanggau, Keuskupan Sintang, Keuskupan Palangkaraya, dan Keuskupan Agung Jakarta. Beberapa dari mereka sedang berkarya di Australia, New Zealand, Timor Leste dan Roma, dan beberapa orang sedang studi lanjut di Roma, Philippina dan Indonesia. Karya-karya para Kapusin antara lain di Paroki-paroki, Rumah Retret, Persekolahan, Asrama, LSM dan sebagainya.



0
Baca Selengkapnya >>>